Sejarah dan Silsilah Air Mata Ibu Bangkalan Syarifah Ambami

Sejarah dan Silsilah Air Mata Ibu Bangkalan merupakan suatu pengetahuan sejarah yang semestinya kita ketahui sebagai masyarakat pulau Madura.

Bahkan tak hanya dikalangan warga madura, Banyak juga dari luar pulau garam tersebut yang tertarik ingin berkunjung ke Makam Ratu ibu di komplek pemakaman air mata ibu arosbaya.

Makam Air Mata Ibu juga termasuk dari salah satu wisata religi di Bangkalan yang banyak dikunjungi para peziarah saat menjelang musim liburan.

Kemasyhuran nya tentu tak lepas dari cerita dan sejarah air mata ibu itu sendiri, Ada beberapa kisah fenomenal yang sudah banyak diketahui masyarakat madura tentang asal usul nama “Air Mata Ibu”.

Bagaimana sejarahnya ? Mari kita simak ulasan berikut..

Sejarah Makam Air Mata Ibu Bangkalan Madura

makam ratu ibu bangkalan
makam ratu ibu bangkalan

Nama Asli dari Air Mata Ibu adalah RA. Syarifah Ambami Ratu Ibu yang merupakan keturunan dari sunan giri, Beliau adalah istri dari Raja Madura Barat pertama yaitu Raden Praseno atau Cakraningrat I.

Sedangkan Raden Praseno adalah keturunan dari Raden Pragalbo atau dikenal dengan julukan “Islam Onggu'” yang dimakamkan di Komplek Makam Agung Arosbaya.

Terdapat sejarah panjang yang menyedihkan sampai akhirnya dinamakan Makam “Aer Mata Ebuh” semuanya tak lepas dari peran sang Ratu Syarifah Ambami itu sendiri.

Kisah ini berawal ketika rombongan dari sampang yang dipimpin oleh panembahan juru kitting berkunjung ke kerajaan dari mataram yang saat itu dipimpin oleh Sultan Agung.

Panembahan juru kitting menceritakan semua tentang Raden Praseno kepada Sultan Agung, Bahwa beliau adalah keturunan dari pangeran Pelakaran (Ki Pragalbo) yang sudah ditinggal wafat oleh ayahnya sejak beliau masih kecil.

Mendengar cerita tersebut, sang raja mataram merasa iba dan mengangkat Raden Praseno sebagai anak angkatnya dan dijadikan Raja Madura Barat pertama karena madura pada saat itu masih dalam wilayah kekuaasaan Mataram.

Perjalanan RA. Syarifah Ambami sang Istri Raja Madura

Meskipun diangkat sebagai Raja Madura, Raden Praseno ternyata banyak menghabiskan waktunya di kerajaan Mataram untuk membantu ayah angkatnya Sultan Agung.

Meskipun begitu, pemerintahan di Madura tetap berjalan sebagaimana mestinya karena banyak dibantu oleh sang istri tercintanya RA. Syarifah Ambami.

Merasa kesepian karena sering ditinggal sang suami, Syarifah Ambami memohon izin kepada suami ketika kembali ke pulau madura untuk berkholwat atau bertapa di Arisbaya (Nama Arosbaya pada jaman dulu).

Setelah mendapat izin dari sang suami, Syarifah Ambami memulai perjalanan nya untuk bertapa di sebuah bukit daerah arosbaya yang sekarang dinamakan desa Buduran.

Ratu Ibu Mendapatkan Pesan Bahagia dari Nabi Khidir AS

Dalam kholwat nya, Sang ratu terus bermunajat kepada Allah SWT agar Semua keturunan laki-lakinya dijadikan seorang pemimpin di tanah Madura hingga 7 Turunan.

Sesekali sang ratu kembali ke sampang untuk mengatasi permasalah di kerajaan sambil berharap suaminya pulang ke Madura.

Suatu ketika, saat syarifah ambami bermunajat kepada tuhan beliau bertemu dengan Nabi Khidir AS yang menyampaikan pesan bahagia bahwa InsyaAllah doa-doanya akan dikabulkan.

Mendengar kabar bahagia tersebut, Ratu Ibu Syarifah Ambami tak henti-hentinya mengucap rasa syukur dan cepat-cepat ingin pulang ke Sampang untuk menceritakan hal itu kepada sang suami tercintanya.

Airmata sang Ratu Ibu yang Tiada Henti

Setelah suaminya kembali dari Mataram, Syarifah Ambami menceritakan semua kejadian dan kabar bahagia yang dialaminya semasa bertapa di Arosbaya.

Namun kabar tersebut bukannya membuat Raden Praseno bahagia malah sebaliknya, Sang suami dengan raut wajah agak kusam berkata “kenapa hanya 7 turunan ? Harusnya semua keturunan kita”.

Sang ratu hanya diam menundukan kepala dengan air mata yang menetes tampa ia sadari.

Saat Raden Praseno berangkat ke kerajaan Mataram, Syarifah Ambami kembali ke Arosbaya dan melanjutkan tapanya dengan meminta agar semua keturunan nya dijadikan pemimpin di Pulau Madura.

Takhanya itu, Sang ratu juga berdoa agar tuhan mengampuni dosa nya yang telah membuat sang suami kecewa dengan tangisan dan air mata penyesalan yang tiada henti.

Hingga ahirnya, Airmata tersebut membanjiri tempat pertapaan nya dan membentuk sebuah sendang atau semacam tempat penampungan air.

Hingga saat ini Sumur AIr Mata Ibu tersebut masih ada di sekitar area pemakaman Aer Mata.

Silsilah Air Mata Ibu Syarifah Ambami

Silsilah Air Mata Ibu Syarifah Ambami
Silsilah Syarifah Ambami Ratu Ibu

RA. Syarifah Ambami masih keturunan dari Sunan Giri, itu artinya beliau mempunyai nasab yang bersambung kepada Nabi Muhammad SAW.

Berikut Silsilah Syarifah Ambami Air Mata Ibu:

  1. RA. Syarifah Ambami Binti
  2. Pangeran Ronggo Bin
  3. Pangeran Mas Penganten Bin
  4. Pangeran Waringin Pitu II Bin
  5. Pangeran Waringin Pitu Bin
  6. Pangeran Sawo Tanah + Raden Ayu Sawo binti Sunan Giri
  7. Sayyid Kalkum Bin
  8. Pangeran Tumapel Bin
  9. Raden Rahmat Sunan Ampel Bin
  10. Sayyid Maulana Ibrahim Asmoroqandi Bin
  11. Sayyid Syaikh Jumadil Qubro Bin
  12. Sayyid Ahmad Shah Jalal Bin
  13. Sayyid Abdullah Al-Azhomatu Khan Bin
  14. Sayyid Amir Abdul Malik Al-Muhajir Bin
  15. Sayyid Alawi Ammil Faqih Bin
  16. Muhammad Sohib Mirbath Bin
  17. Sayyid Ali Kholi’ Qosam Bin
  18. Sayyid Alawi Ats-Tsani Bin
  19. Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah Bin
  20. Sayyid Alawi Awwal Bin
  21. Sayyid Al-Imam Ubaidillah Bin
  22. Ahmad Al-Muhajir Bin
  23. Sayyid Isa Naqib Ar-Rumi Bin
  24. Sayyid Muhammad An-Naqib Bin
  25. Sayyid Al-Imam Ali Uradhi Bin
  26. Sayyidina Ja’far As-Sodiq Bin
  27. Sayyidina Muhammad Al Baqir Bin
  28. Sayyidina Ali Zainal Abidin Bin
  29. Sayyidina Husain Bin
  30. Fatimah Az-Zahra Binti
  31. Rosulullah Nabi Muhammad SAW

Dari susunan silsilah diatas bisa kita ketahui bahwa Ratu Syarifah Ambami merupakan keturunan ke 7 dari Sunan Giri dan ke 30 dari Rosulullah Nabi Muhammad SAW.

Dan untuk silsilah Raden Praseno bisa kalian lihat di bagan Silsilah Sultan Abdul Kadirun yang sebelumnya sudah pernah saya bahas.

Sekian yang bisa saya sampaikan tentang Sejarah dan Silsilah Air Mata Ibu Syarifah Ambami yang menjadi cikal bakal nama dari Tempat wisata Air mata Ibu di kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan.

Satu pemikiran pada “Sejarah dan Silsilah Air Mata Ibu Bangkalan Syarifah Ambami”

Tinggalkan komentar