Sejarah Asal Usul Pemandian Sumber Petapan Madura bermula dari perintah sunan cendana kepada putranya Syaikh Ya’qub atau Bujuk Putro Manggolo Petapan untuk berkholwat disebuah daerah dengan tanah lembah.
Tanah itulah yang sekarang diberi nama sumber Petapan. Sumber petapan berada di desa Petapan, kecamatan Labang, kabupaten Bangkalan, Madura.
Banyak hikmah dan pelajaran penting yang bisa kita petik dari sejarah asal usul sumber Petapan ini, Oleh karenanya diartikel kali ini saya akan membahasnya secara lengkap agar kita bisa mengambil hikmah dari kisah tersebut.
Sejarah Awal Sumber Petapan Madura
Kisah ini akan saya mulai dari perjalanan syaikh ya’qub sebagai putra pertama syaikh Zainal Abidin sunan cendana kwanyar dalam melaksakan perintah sang sunan.
Saat itu, setelah syaikh ya’qub sampai di tanah lembah yang sesuai dengan titah sang ayah, beliau memutuskan untuk bertapa ditempat tersebut.
Berhari-hari lamanya beliau bertapa dan beribadah kepada Allah ditanah tersebut namun beliau menemukan satu kekurangan yang sangat krusial yaitu tidak adanya air untuk sumber kehidupan.
Ahirnya Syaikh Ya’qub memutuskan untuk pulang ke kwanyar dan berniat melaporkan semua temuan nya kepada sang ayah.
Namun, belum sempat Syaikh Ya’qub bercerita rupanya Sunan Cendana sudah mengetahui maksud kedatangan sang anak.
Sunan cendana bertanya kepada Syaikh Ya’qub “Apa yang kamu butuhkan disana?” Lalu Syaikh Ya’qub pun menjabarkan semua nya dan berkata “Saya butuh air”.
Tanpa butuh waktu lama, Sunan Cendana pun menyanggupi dan akan berkunjung ke tanah petapan tersebut.
Ke esokan harinya sang sunan berangkat ke daerah tempat Syaikh Ya’qub bertapa. setelah mengamati lokasi sekitar Sunan Cendana akhirnya menancapkan tongkatnya disebuah tanah paling lembah di dataran tersebut.
Setelah itu, Sunan Cendana berdoa kepada Allah agar diberikan sumber air yang bisa di manfaatkan sebagai sumber kehidupan di daerah itu.
Lalu beliau mencabut tongkat tadi dan… Biidznillah, Keluar lah pancuran air sangat besar tanpa hentinya mengalir. Dari kejadian inilah tempat tersebut dinamakan Sumber Petapan Madura (Pertapaan).
Karena air yang keluar terlalu besar dan hampir membanjiri lokasi tersebut, Sunan Cendana pun memukul tanah disekitar sumber air dengan kepalan tangan nya. Setelah itu, air pun keluar secara perlahan dan teratur.
Karomah Syaikh Zainal Abidin
Untuk mengalirkan air yang sudah tertampung, sunan cendana menggaris tanah dengan tongkatnya yang kemudian di ikuti aliran air dari sumber tersebut.
Dalam proses mengalirkan air tersebut ada sebuah cerita ajaib antara kodok dan ular. Jadi saat sunan cendana dan Syaikh Ya’qub mengalirkan air ternyata di ikuti seekor kodok dan ular.
Kemudian Syaikh Zainal Abidin berkata kepada kodok dan ular yang mengikutinya, “Ular boleh ikut tapi jangan gigit, dan kodok boleh ikut asal jangan berbunyi”.
Dari titah sang sunan itu, hingga saat ini tidak pernah ada ular yang menggigit selama masih didalam air sumber petapan, dan tidak ada kodok yang berbunyi di air sumber petapan madura tersebut.
Keajaiban Air Sumber Petapan
Selain keajaiban dan karomah diatas, air sumber petapan madura juga memiliki banyak khasiat yang sudah terbukti ampuh mengobati berbagai macam penyakit.
Sesepuh desa petapan pernah bercerita bahwa suatu ketika ada seorang perempuan yang terkena setrum tegangan tinggi sampai membakar sekujur tubuhnya.
Dalam masa kritis itu, ada yang menyarankan agar disiram dengan air sumber petapan. Tak butuh waktu lama dengan izin Allah tubuh yang terbakar karena setrum tersebut perlahan sembuh dan pulih seperti sediakala.
Hingga saat ini, setiap malam jum’at manis banyak masyarakat berbondong-bondong ke pemandian sumber petapan untuk mengambil air di paling ujung tempat munculnya sumber air sebagai obat dari segala macam penyakit.
Hikmah dari Sejarah Sumber Petapan Madura
Hikmah dan pelajaran yang bisa kita ambil dari sejarah asal usul sumber petapan diatas adalah bahwa perintah orang tua harus kita laksanakan dengan penuh ta’dzim dan yakin.
Adanya sumber Petapan yang sekarang ini tentu buah manis dari hasil taat nya Syaikh Ya’qub kepada perintah sang ayah (Syaikh Zainal Abidin).
Jadi, bisa kita ambil pelajaran dalam kisah ini bahwa melaksanakan perintah orang tua pasti membuahkan hasil yang besar dan berguna baik kepada semua orang terlebih lagi kepada diri kita sendiri.
Satu pemikiran pada “Sejarah Sumber Petapan Madura, Cikal Bakal Desa Petapan”